Pages

Subscribe:

Jumat, 30 April 2010

Jalur Kajen-Pemalang Lumpuh

Jalur Kajen-Pemalang Lumpuh

  • Jembatan Sungai Layangan Ambruk
AMBRUK : Jembatan yang membentang di atas Sungai Layangan, perbatasan Kajen, Pekalongan dan Bodeh, Pemalang yang ambruk menjadi tontonan warga masyarakat. (69i) - SM/Saiful Bachri

PEMALANG-Jembatan Sungai Layangan yang menghubungkan Kajen, Kabupaten Pekalongan dan Bodeh, Kabupaten Pemalang, kemarin ambruk sepanjang 20 m lebih. Akibatnya, arus lalu lintas setempat lumpuh total. Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa.
Menurut penuturan penduduk setempat, kerusakan jembatan tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak 2000, ketika baru saja selesai dibangun dan belum diresmikan. Kerusakan jembatan proyek PU Bina Marga Jateng itu kemudian diperbaiki. Namun kemudian terjadi kerusakan lagi di lokasi yang sama, yaitu sekitar sepekan lalu.
Kades Kesesirejo, Kecamatan Bodeh, Pemalang, Casriah menyatakan, kerusakan terakhir itu sudah dicek oleh pihak PU Bina Marga Jateng, tetapi belum diperbaiki. Karena itu perangkat desa dan muspika kemudian melakukan tindakan pengamanan terhadap masyarakat yang lewat.
''Di antaranya, pemasangan rambu-rambu tanda jembatan rusak dan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Sebab saat itu jembatan praktis hanya dilewati sepeda motor dan becak. Kendati demikian sesekali ada mobil yang menerobos lewat,'' kata dia didampingi petugas Satpol PP Kecamatan Bodeh, Nurali BA.
Puncak kerusakan jembatan terjadi kemarin. Badan dan aspal jembatan di dua sisi antara tiang penyangga nomor dua dan tiga, retak selebar roda truk. Beberapa warga penduduk yang melihat segera memberikan peringatan bahwa jembatan akan ambruk. Sebab saat itu banyak warga masyarakat masih melewatinya, terutama anak-anak sekolah.
Tidak lama setelah lokasi dikosongkan dari orang yang lewat, jembatan yang membujur ke arah barat-timur sepanjang 125 m itu ambruk. Badan dan besi-besi pembatas jembatan ikut runtuh ke sungai, termasuk tiang penyangganya.
Suara dentuman jembatan yang roboh terdengar sampai radius 1 km. Menurut penuturan penduduk, suaranya seperti bom. Seketika itu jembatan menjadi tontonan masyarakat di kedua wilayah yang dihubungkan jembatan tersebut, yaitu Bodeh, Pemalang dan Kajen, Pekalongan.
Menurut Kaur Pembangunan Desa Kesesirejo Hison Umam, robohnya jembatan itu disebabkan oleh tiang penyangga nomor dua ambles tergerus arus air karena belum sempat diperbaiki. Semua tiang penyangga ada enam buah.
Sementara itu kerusakan pada 2000 terjadi pada tiang penyangga nomor tiga. Akibat kerusakan itu, badan jembatan sudah melengkung. Namun setelah diperbaiki, jembatan bisa dilewati hingga akhirnya roboh total.
Akibat runtuhnya jembatan tersebut, arus lalu lintas yang menghubungkan kedua daerah itu lumpuh total. Namun, Jalur alternatif kendaraan roda empat dari Kajen bisa melalui Desa Srinahan, Sidomulyo, Sukorejo, Mrican, dan Muncang. Demikian sebaliknya, masyarakat Bodeh yang hendak ke Kajen bisa juga lewat jalur yang sama.
Jalur alternatif lainnya, melalui Jembatan Bendung Kali Wadas di sebelah selatan jembatan yang roboh. Jarak antara Bendung itu dan jembatan yang roboh sekitar 2 km. Namun menurut penduduk setempat, jembatan Bendung hanya boleh dilewati kendaraan roda dua.(sf-69i)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar